workaround

– problem solving / life hack –

Sempat bermasalah saat bikin artikel “Piala Dunia (World Cup)” kemarin—ingin pasang bagan, namun buta aplikasi grafis. Karena tidak bisa ‘cara baik-baik’, akhirnya coba ‘pakai kekerasan’..

Bermodal MERGE dan FILL, dapatlah ini (boleh pakai spreadsheet apa saja, bebas):

Lalu jika row/column yang berwarna itu disusutkan HEIGHT/WIDTH-nya secara drastis:

‘Efek garis‘ tercipta. (Aha!) Dan dimeriahkan dengan sederet COPY-PASTE, jadilah (bisa di-klik):

Tips: (Anggap saja itu empat kuadran, dengan ‘FINAL’ sebagai sentral)
1) Bikin model awal di kuadran II (Uruguay-Prancis)
2) COPY-PASTE kuadran II ke kuadran III (Brasil-Belgia)
3) ‘Mirror-image’-kan sisi kiri FINAL ke sisi kanan (kolom I ke K, kolom E-F-G ke M-N-O dsb)
4) Cek dan rapikan (konsistensi jarak, garis putus dll)
5) Isi masing-masing ‘NAMA’ dengan bendera (atau apa terserah)
6) [Preview] – [Print-screen] – [Save]

Teknik yang kasar, memang. Toh, ini suatu solusi. Paling tidak bagi yang awam ‘tool grafis’

*****

Solusi alternatif (nawar)

Yang di atas itu, istilahnya, adalah sebuah workaround—yang artinya kira-kira:

Menyiasati problem/situasi/keterbatasan, guna sebuah solusi

Karena usia, komputer [desktop] cap jangkrik di rumah dulu suka ngadat: motherboard cepat panas lalu sistem nge-hang atau bahkan semaput (black-screen). Reparasi? Tidak punya duit. Workaround: buka box CPU, kipasi pakai fan, dan komputer bisa kerja lagi—zonder rewel.

Kelas-3 SMP dulu, saat mau berangkat ke satu acara di sekolah, mendapati gesper kulit putus, padahal jins belel lungsuran Kakak masih longgar di pinggang. Pinjam? Tak ada anak kos lain. Workaround: pakai tali rafia bekas, tutupi aib dengan baju (T-shirt jangan dimasukkan celana), dan biarkan satu sekolahan berpikir mereka melihat seorang pemuda cool...

Yang dua itu juga contoh workaround, dalam keseharian hidup orang kebanyakan.

Cari cocok, bukan sempurna

Dari ketiga kasus terlihat, meski aplikatif/mudah/efisien/efektif, sebuah workaround:

TIDAK dimaksudkan sebagai solusi yang ideal/permanen

‘Trik maksa’ yang tidak canggih di atas terang hanya nikmat untuk bagan/struktur sederhana yang simetris—bukan yang kompleks atau apalagi dinamis seperti silsilah/pohon keluarga. (Solusi ideal: miliki/kuasai software yang memang dibuat khusus untuk itu)

Setali tiga uang, terus-terusan mengandalkan kipas angin bagi kemaslahatan CPU/komputer atau bergantung kepada tali rafia sebagai penunjang interaksi sosial jelas cuma cari masalah. (Solusi ideal: beli komputer/ikat pinggang baru)

Tidak sempurna, tetapi ‘kena’. Itulah workaround.

Cuma mengatasi, bukan mengeliminasi

Perlu dicatat, meski [terbukti] mampu mengatasi (masalah/keterbatasan), workaround:

TIDAK menghilangkan (masalah/keterbatasannya itu sendiri)

Sebagai orang biasa yang sehari-hari intim degan keserbaterbatasan (dana, akses-informasi, keahlian, otoritas dll)—dan ‘solusi terbaik’ [nan segera] acap tidak realistis (di luar jangkauan), kita sering terposisikan butuh bermesra ria (mencukupkan diri, paling tidak untuk sementara) dengan ketidakidealan. “Ada harga ada rasa”, kata orang.

Workaround menarik, karena ini seperti mem-bargain sebuah ‘ketidakberdayaan’.

*****

Jadi rasanya asyik kalau kita, sesama orang biasa, bisa saling berbagi cerita atau pengalaman—kiat/tips receh (apa saja, tak harus workaround) yang pernah menolong ketika dipraktekkan.

Siapa tahu, suatu hari nanti, kondisi spesifiknya kita alami..

Eh, yang terakhir itu paham kan, maksudnya?

“Minta, dong!! Satuuuuu... saja!”

—————————————

CATATAN

Dua kasus dengan ‘situasi objektif‘ serupa tidak otomatis berarti ‘situasi subjektif‘-nya identik (karena ‘resiko sosial’ yang berbeda, misalnya). Jadi meski secara empirik si rafia terbukti sakti (sempat beberapa lama pakai, dengan hanya Tuhan dan Kutu sendiri yang tahu), jurus barbar ini tentu tidak terlalu dianjurkan bagi kaum hawa—kecuali jika situasinya memang ekstrim.. “Desperate times call for desperate measures”, kata orang Inggris. 🙂

TOOLS
● Apache OpenOffice Calc
● Microsoft Office Excel

—KK—

Iklan