signature song

( + lagu tempo dulu )

Atas tulisan akhir tahun 2018 lalu, seorang sahabat blogger mengutarakan rasa inginnya untuk meninggalkan sebuah ‘jejak identitas’ (sebutlah begitu) sebagai warisan bagi anak cucu. Amin.

“Boleh juga untuk modal bikin artikel, nih!”, begitulah yang terlintas kala itu.

Di dunia musik, cita si teman tsb adalah ibarat signature songlagu yang lazim diidentikkan dengan penyanyi/artisnya (di antara sekian lagu ybs lainnya yang juga dikenal luas). Yang dari lingkup lokal/nasional, contohnya ialah “Walang Kekek” (Waldjinah) serta “Bento” (Iwan Fals). Yang internasional, “Stairway to Heaven” (Led Zeppelin) dan “Bohemian Rhapsody” (Queen).

. . .(lanjutannya)

teknologi antariksa

( 6☀️blog #2/3 )

Acap berkonotasi dengan hal-hal yang wah/super-canggih/ultra-modern/hanya dikuasai oleh negara-negara maju dsb, teknologi antariksa (space technology) kadang—secara agak lucu, justru memunculkan sikap yang ‘anti-kemajuan’.

[ Mau ‘Sedikit-melek’ Aja Nggak Boleh ]
A: “Gilak! Emang hebat-hebat ya mereka itu..”
B: “Keren, sih. Gue pingin baca-baca soal antariksa ah!”
A: “Lagu lu kayak orang pinter. Udah, pokoknya itu bukan buat kita!”

Benar atau salah konotasinya, mental ‘inferior-fatalis’ ala si-A sungguh tidak perlu diamini.

Semua suka cerita. . .(lanjutannya)